CARA PEMBERIAN PAKAN



CARA PEMBERIAN PAKAN




21. Pendahuluan

21.1.1 Mengapa menggunakan sistem pemberian pakan otomatis?

Sistem pemberian pakan dapat dilakukan secara manual dengan tangan atau dengan pemberian secara otomatis. Budidaya skala besar dengan produksi intensif dapat menghabiskan waktu makan yang banyak dan membenarkan untuk sistem pemberian pakan secara otomatis dalam investasi. Misalnya, kebutuhan harian pakan untuk budidaya rainbow dengan biomassa terdiri dari 100 ikan setidaknya
menghabiskan 3500 kg pakan per hari dengan suhu air 16 ° C.

Untuk produksi benih intensif, beberapa spesies membutuhkan
pasokan makanan hampir terus menenrus, Pekerjaan tersebut membutuhkan pekerja dalam jumlah yang besar, dan karena itu biasanya dilakukan pemberian pakan secara otomatis. Cara pemberian pakan ikan untuk budidaya intensif merupakan pemberian pakan yang paling menarik.



21.1.2 Pakan apa yang bisa otomatis?

Untuk pemberian pakan secara otomatis tergantung pada jenis pakan. 1–3 Pakan kering atau pellet lebih sesuai: partikel kompak dan keras. Pemberian pakan secara otomatis sulit dilakukan untuk pakan basah dan lembab. Partikelnya yang padat sulit di distribusikan. Pakan basah dapat diberikan melalui pompa, tetapi sulit untuk meniadakan kelebihan pakan, sehingga menimbulkan dampak lingkungan yang tinggi.

Ukuran dan bentuk dari partikel pakan kering akan mempengaruhi kelayakan pemberian pakan secara otomatis, misalnya partikel pakan yang kecil untuk air laut atau tawar mungkin menjadi masalah. Jika menggunakan dispenser, pakan kering mungkin tidak akan menyumbat dan sudut geser sangat tinggi.





21.1.3 Pemilihan sistem pemberian pakan

Pada semua kegiatan budidaya intensif yang menggunakan sistem pemberian pakan otomatis. Pemilihan sistem pemberian pakan, tergantung pada sejumlah faktor yaitu jenis spesies, jenis produksi, ukuran produksi dan akses pakan.

Sistem pemberian pakan bisa dilakukan menggunakan dispenser pakan yang sederhana ke sistem komputerisasi canggih yang tidak memerlukan listrik yang mengontrol langsung nafsu makan ikan.



21.1.4 Persyaratan cara pemberian pakan

Persyaratan yang diperlukan untuk sistem pemberian pakan tergantung pada tipe apa yang dipilih, berikut ini jenis sistem yang digunakan khususnya untuk pakan kering:

· Pemberian pakan dengan operasi sederhana

· Pemeliharaan alat yang mudah

· Toleransi angin dan laut (budidaya offshore)

· Toleransi kelembaban tinggi

· Pengisian pakan yang sederhana

· Kalibrasi sederhana (tidak ada kendali jumlah)

· Akurasi dispersi tinggi

· Penyebab beberapa kerusakan

Sejumlah peralatan mesin yang lebih menarik untuk meningkatkan pengetahuan dasar tentang pemberian pakan secara otomatis, misalnya penanganan padat, padat dan padatan massal pakan.



21.2. Jenis peralatan pakan

Peralatan pakan dapat dibagi berdasarkan kelompok-kelompok konstruksi dan fungsinya. Salah satu klasifikasinya adalah sebagai berikut:

· Blower pakan

· Dispenser pakan

· Pakan pengumpan

· Pemberi pakan otomatis, mesin pakan

· Sistem pemberian pakan

Khusus pakan kering yang paling umum digunakan dalam budidaya ikan intensif. Untuk pakan basah dan lembab pemisahan pakan tersebut dapat dilakukan, tetapi untuk jenis pakan ini hanya beberapa metode yang digunakan. Peralatan pakan untuk pakan basah dan lembab tidak akan dibahas lebih lanjut.



21.2.1 Blower Pakan

Blower pakan hanya sebuah alat untuk memudahkan pemberian pakan yang berfungsi untuk menghancurkan partikel pakan (Gambar. 21.1). Ada beberapa jenis blower yang berbeda berdasarkan fungsi 'pembawa' udara atau air. Pakan baik dapat disedot dari tangki atau tempat penyimpanan, atau pakan dapat ditempatkan ke dalam corong di atas pipa untuk mengalirkan udara atau air. Corong dapat diletakkan atau digerakkan di atas perahu.



21.2.2 Dispenser Pakan

Dispenser pakan adalah sistem yang tidak memiliki unit distribusi. Oleh karena itu digolongkan sebagai sistem manual yang menggunakan tangan. Pakan ditimbang dan ditempatkan pada dispenser, dispenser akan kosong pada periode tertentu biasanya 1-3 hari. Alat ini berjalan terus menerus atau dikendalikan bertahap oleh unit kontrol. Untuk mendapatkan jumlah pakan yang diinginkan, kebutuhan jumlah pakan yang terbaru harus dimasukkan ke dalam dispenser. Penentuannya biasanya dilakukan dengan ditimbang.

Menggunakan sistem dispenser memiliki keuntungan karena konstruksinya yang sederhana dan kokoh. Hal ini dapat mempermudah untuk memantau secara langsung setiap pakan telah habis. Konstruksi menguntungkan untuk digunakan dalam kegiatan penelitian karena dapat memberi jumlah pakan yang pasti untuk ikan. Kekurangannya dibandingkan dengan mesin pakan adalah dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk menimbang berat pakan yang harus ditempatkan di dispenser pakan.

Beberapa bentuk desain dispenser pakan yang digunakan (Gambar. 21.2). Dalam piringan pakan, disk scraper terus berputar pada piring secara melingkar horizontal, sehingga pakan jatuh dari tepi piringan ke dalam bak ikan. Dispenser pakan membutuhkan listrik untuk menjalankan mesinnya, biasanya sebesar 24 Volt. Pakan akan berjalan teratur sesusai kendali unit dispenser yang mengatur interval waktu pemberian dan pemberhentian pakan. Konstruksi lain yang banyak digunakan adalah ban karet diseret pada rol. Ketika memulai, sabuk ditarik ke belakang sehingga pakan berada di atasnya dan siap diberikan. Sabuk akan terus berputar hingga pakan jatuh ke dalam bak pemeliharaan ikan. Tipe ini menggunakan tenaga listrik atau waktu tertentu. Keuntungannya adalah dapat dijalankan tanpa listrik. Pakan akan dibagikan secara terus-menerus atau bertahap.



21.2.3 Pakan pengumpan

Sebuah alat pakan pengumpan terbuat dari konstruksi mekanik, dengan tongkat yang melekat sedikit membungkuk berada di bawah corong pakan (Gambar. 21.3). Tongkat pengumpan pakan masuk ke dalam air, ketika ikan menyentuh tongkat sehingga pakan akan dijatuhkan dari corong pakan, pada ujung tongkat terdapat alat yang mirip seperti tombol. Keuntungan menggunakan alat ini adalah tidak menggunakan listrik sebagai sumber energi. Selain itu, alat ini memiliki desain sederhana dengan komponen alat yang dapat bergerak.





Gambar 21.1 Blower pakan yang digunakan untuk menyederhanakan pakan.



Ikan mengoperasikan pakan sendiri, dan karena itu secara teoritis pakan diberiakan sesuai selera ikan. Namun, beberapa kerugian didapatkan. Ikan dapat menggunakan tongkat pakan Sebagai mainan dan pakan akan hilang di corong pakan, tongkat pakan pengumpan juga sensitif terhadap pergerakan air seperti gelombang, angin juga dapat mempengaruhi gerakan tongkat pakan.

Pakan pengumpan ikan digunakan untuk semua jenis spesies, beberapa spesies seperti salmon Atlantik, membutuhkan periode pelatihan untuk belajar bagaimana mengoperasikan 1 sistem cara kerja pakan pengumpan. Dibandingkan cara pemberian pakan dengan tangan, sitematik dapat ditampilakan hasil yang memiliki pertumbuhan baik, membaik dan kurang baik.

Dalam pakan pengumpan elektronik pakan dipicu oleh sinyal listrik, tongkat pakan dapat digantikan oleh kabel listrik dengan sensor tekanan di akhir kabel. Ketika ikan menyentuh sensor ini sinyal dikirim untuk memulai pemberian pakan. Sistem kontrol pakan ini memungkinkan tambahan atas permintaan pakan, misalnya dengan menetapkan interval tetap untuk pengoperasikan permintaan pakan atau dengan menetapkan batas maksimum pakan yang didistribusikan per porsi atau per hari. Namun, sistem kontrol pakan yang lebih maju diperlukan dalam jenis pakan pengumpan.

Banyak tersedia literatur pada penggunaan pakan pengumpan, termasuk untuk mengendalikan nafsu makan ikan.

A B

Gambar 21.2 Dispenser pakan: (A) Piring pakan pengumpan dan (B) conveyor belt pakan pengumpan.



Gambar 21.3 Ikan mengoperasikan permintaan pakan ketika memindahkan tongkat







2.4 Pakan pengumpan otomatis

Sebuah mesin pakan atau pengumpan pakan otomatis terdiri dari empat komponen utama (Gambar 21.4.): Wadah pakan (corong), mekanisme distribusi pakan, satu daya listrik unit kointrol untuk mekanisme distribusi memulai dan menghentikan mekanisme distribusi. Mekanisme distribusi pakan merupakan komponen utama dari dispenser pakan dalam pengumpan pakan secara otomatis. Pakan didalam pelampung atau dirak tangki dapat dimasukan dalam kandang (lihat, misalnya, ref. 13). Bila menggunakan pemberian pakan secara otomatis, jumlah pakan yang memenuhi persyaratan harus didistribusikan selama periode waktu berjalan yang dikenal dalam periode untuk unit distribusi.






































































Gambar 21.4 Sebuah pengumpan pakan secara otomatis yang terdiri dari wadah pakan (corong), mekanisme distribusi pakan, kekuatan daya listrik dan unit kontrol pakan.



Jumlah pakan yang didistribusikan menggunakan massa pakan dirancang khusus dan lebih mahal. Bila menggunakan jumlah distribusi, volume / rasio massa (L / kg), yaitu kepadatan pakan harus diketahui. Kepadatan pakan bervariasi dengan formulasi dari produsen dan juga tergantung pada ukuran partikel pakan. Karena jumlah pakan pengumpan yang didistribusi dan hanya mendistribusikan massa pakan pada tangki diperlukan kalibrasi pakan. Untuk mengkalibrasi pakan dijalankan jangka waktu yang dikenal, maka jumlah pakan yang tepat yang telah ditimbang dibagikan sehingga pakan yang didistribusikan per satuan waktu dapat dihitung. Kemudian waktu yang digunakan diperlukan untuk mencari informasi tertentu yang harus dijalankan untuk mendistribusikan massa pakan.



- Contoh

Sebuah tangki pakan ikan membutuhkan 3 kg pakan per hari. Berapa kali tangki pakan djalankan untuk memperoleh jumlah ini?

Pertama, jumlah pakan pengumpan harus dijalankan per satuan waktu terus-menerus selama 1 menit dan jumlah pakan yang ditimbang 1 kg. Untuk 3 kg pakan memberikan 1 kg / menit ke tangki ikan, untuk total 3 menit per hari. Jika pakan mulai di jalankan setiap 30 menit sepanjang hari, total 48 kali. Karena setiap kali berjalan selama 3 menit (= 180 s) / 48 = 3,75 s.



Mekanisme distribusi

Banyak mekanisme untuk distribusi pakan yang tersedia. Beberapa jenis penting dijelaskan di bawah ini.



Sekrup: Sebuah sekrup yang akan membagikan setumpuk pakan tertentu setiap rotasi (Gambar 21.5.). Berhubungan dengan diameter sekrup, sekrup dipasang di bawah corong yang diisi Jumlah pakan yang akan dibagikan per satuan waktu. Desain sekrup (munculnya ulir sekrup), kecepatan rotasi, tingkat pengisi dan sudut sekrup.



(A) (B)



Hopper















(C) (D)













































Gambar 21.5 Berbagai jenis mekanisme distribusi pakan, (A) sekrup pengumpan pakan, (B) pakan bergetar, (C) Sel roda pengumpan pakan, (D) perputaran sabuk pengumpan pakan.

Vibrator: Sebuah piring pakan yang bergetar digunakan untuk mendistribusikan jumlah pakan. Ketika piring pakan mulai bergetar pada posisi horizontal pakan akan jatuh ke tepi. Poros yang berputar vertikal memberikan getaran untuk mengetahui berat pakan kesatu sisi, untuk itu ketika poros berputar akan ada ketidakseimbangan. Cara lain adalah dengan menggunakan anco elektromagnet yang ditetapkan oleh daun anco. Ketika listrik dihidupkan, jangkar diseret menuju magnet, berbagai bidang magnetik membuat seluruh vibrator goyang, kemiringan pada piringan pakan menyebabkan pakan akan terguncang jatuh ketepi. Keuntungan dari vibrator elektromagnetik konstruksi sederhana dan tanpa listrik. Jumlah pakan yang didistribusikan dikendalikan oleh tingkat penyesuaian tegangan amplitudo vibratornya.



Sel roda: Sebuah roda berputar vertikal dipasangi dengan sayap, sel atau ruang di bawah corong pakan dapat digunakan untuk mendistribusikan pakan (Gambar 21.5). Ketika roda itu berputar sel dibawah corong pakan akan mengangkut pakan ketika sel roda mendekati posisi terendah pakan akan dilepaskan. Jumlah pakan yang dikeluarkan tergantung pada luas sel di roda dan kecepatan rotasi. Laci dispenser pakan sama pada prinsip kerja sel roda.



Lainnya: Mekanisme lain dapat digunakan untuk mendistribusikan pakan, salah satunya adalah piringan berputar dengan scraper di bagian bawah gerbong silinder. Ketika piringan berputar pakan akan didistribusikan dengan bantuan dari scraper. Penggunaan cara ini tidak harus bingung dengan dispenser pakan yang tidak memiliki corong pakan. Jarak antara putaran piringan dengan corong pakan mengatur jumlah pakan yang terdistribusi. Penggunaan sistem ini adalah metode lain untuk mendistribusikan pakan, wadah pakan ditempatkan berputar untuk mengatur distribusi jumlah pakan.

Metode yang ini cukup baru untuk mendistribusikan pakan dengan pusat terbuka, yang sebenarnya menggunakan sekrup. Keuntungan dengan pengaturan ini jumlah pakan hilang sangat tidak tergantung dalam corong karena sekrup diisi dengan pakan dari samping.

Semua metode untuk mendistribusikan jumlah pakan dengan berbagai luas wadah, tergantung pada ketinggian corong pakan. Ketika corong pakan penuh tekanan akan meningkat dan lebih banyak pakan yang didistribusikan karena mekanisme distribusi yang ada di bagian bawah corong.

Jika partikel pakan sangat kecil, disekitar inlet unit distribusi dapat disumbat. Ini adalah masalah khusus untuk partikel pakan yang memiliki sudut geser tinggi. Dalam budidaya ikan, partikel yang lebih besar dan sudut geser cukup rendah biasanya tidak masalah.

Untuk mencapai dispensing lebih tepat dan untuk menghindari kalibrasi, kontrol otomatis berat badan dapat digunakan sebagai suplemen. Namun, hal ini cukup mahal dan hanya digunakan dalam budidaya ikan sampai batas tertentu. Ini bisa menjadi solusi jika persyaratan pakan yang dikeluarkan sangat tepat. Sel berat elektronik (ketegangan dan tekanan) telah digunakan, terutama dalam sistem pemberian pakan. Prinsip dari bahan deformasi temporer yang berkaitan mengukur sel berat badan dengan berat pakan di dalamnya. Ketika sistem ini digunakan, dispenser yang menambahkan jumlah pakan, tetapi dikendalikan berat sel, sinyal yang berjalan mengatur waktu untuk jumlah pakan di dispenser.

Corong pakan

Mekanisme pakan yang berada pada corong/wadah pakan. Ukuran corong bervariasi dari beberapa liter hingga ratusan liter, tergantung pada ukuran pakan ikan yang akan diberi makan. Corong pakan biasanya terbuat dari plastik atau logam (aluminium) dan harus dirancang dengan cara yang memberikan akses mudah untuk isi ulang dan memastikan bahwa semua pakan bergantian keluar dengan mudah.

Penyebaran pakan

Beberapa unit distribusi pakan pengumpan untuk menyebarkan pakan terpasang di bawah mekanisme distribusi. Sebagian besar tujuannya adalah untuk mendistribusikan pakan selama dikolam, tangki atau kandang. Tiga titik pola penyebaran pakan yang digunakan (ada mekanisme penyebaran), sektor pemberian pakan dan lingkaran makan (Gambar 21.6.). Sektor sistem pemberian pakan biasanya terdiri dari piring yang berputar vertikal.







Gambar 21.6 pakan dapat menyebar di sektor kandang, dalam CIRC atau sebuah pola ular.

Pakan berputar dan tersebar dikolam, sebuah lingkaran sentrifugal, Partikel pakan ditempatkan diunit distribusi dan piring pakan berputar horizontal. Karena kekuatan sentrifugal pakan tersebar dalam lingkaran. Unit penyebaran menjadi bagian integral dari sistem distribusi atau dapat diatur secara terpisah di bawah unit distribusi. Kecepatan piring menentukan sektor area atau lingkaran di mana pakan tersebar. Namun, kecepatan tinggi akan meningkatkan jumlah kerusakan karena kekuatan transfer dari unit penyebar pakan akan meningkat.

Unit kontrol pakan

Unit motor kontrol pakan dapat mengelola arus pengeluaran pakan, juga mengontrol pakan tersebut. Unit kontrol pakan sederhana dengan menetapkan interval waktu setiap pengeluaran pakan, yaitu setiap kali lama pemberian pakan. Beberapa unit kontrol pakan dilengkapi dengan photocell, yang hanya mengijinkan pemberian pakan pada siang hari. Dalam peningkatan unit yang lebih maju setiap hari di ditambahkan waktu pemberian pakan berkaitan dengan tingkat pertumbuhan yang diharapkan dari ikan di unit produksi.

Ada unit kontrol pakan individu untuk setiap pakan pengumpan yang dapat mengontrol beberapa pakan pengumpan dengan jenis pakan yang sama. Ada beberapa saluran dengan unit satu kontrol, yang berarti bahwa itu dapat mengontrol beberapa pakan pengumpan individual. penyiaran Unit kontrol sederhana, di mana antara awal waktu berjalan dan setiap interval waktu ditetapkan (Gambar. 21.7). Beberapa penyiaran multichannel dapat ditetapkan dalam unit kontrol. Programmable logic controller (PLC) adalah sebuah sistem yang lebih maju melaksanakan tugas yang sama sebagai unit kontrol multichannel. Input dan output dapat diaktifkan atau dimatikan, dan sangat mudah untuk memperluas dengan lebih sistem input dan output. Setiap channel output dapat diprogram secara individual. Selain itu, sinyal input dapat juga digunakan untuk mengontrol sinyal output. Misalnya, output hanya dapat dimulai ketika sinyal input dari sensor cahaya teregistrasi bahwa itu adalah siang hari, ini berarti bahwa pemberian pakan hanya diperbolehkan selama siang hari.

Sebuah komputer pribadi (PC) yang dilengkapi dengan 'kartu' khusus juga dapat digunakan untuk mengontrol sistem pemberian pakan yang lebih besar. PC ini juga dapat mengumpulkan data yang dapat digunakan untuk mengontrol pakan, seperti suhu air dan intensitas cahaya. PC juga dapat digunakan sebagai penyimpan data logger, misalnya berapa banyak diberi pakan setiap hari.

Arus listrik

Mekanisme distribusi pakan dan penyebaran yang menggunakan motor dapat membutuhkan pasokan tenaga dari luar. Biasanya listrik, baik dari stasiun pusat tenaga listrik (alternating current) atau dari baterai (arus searah). Mekanisme kerja jam juga dapat digunakan pada pengumpan pakan kecil. Arus motor searah biasanya memerlukan pasokan arus 12 atau 24 Volt. Saat mengumpan pakan tegangan motor yang baik rendah (12 atau 24 Volt) atau voltase normal (110 dan 220 Volt). Keuntungan dengan voltase tinggi diperlukan kabel yang tipis dan ketika kabel ini berkurang, dapat menggunakan kabel yang panjang. Kelemahannya adalah bahwa tegangan normal, kelembaban tinggi dapat menjadi kombinasi yang berbahaya dan bebas dipermukaan air. Penggunaan tegangan yang normal itu penting karena untuk berhati-hati ketika meletakkan kabel listrik dan memastikan bahwa sistem pemberian pakan terisolasi dengan benar dan untuk menghindari lompatan percikan api. Pekerjaan tersebut harus dilakukan oleh profesional.



Gambar 21.7 Sebuah unit kontrol pakan pengumpan dengan transformator.

Tegangan listrik dapat digunakan sebagai sumber energi. Jika tegangan rendah sistem pemberian pakan tidak akan terhubung, diperlukan useof transformator rectifer Jika arus langsung yang akan digunakan.

Jika tidak ada pasokan listrik, baterai atau pembangkit trical diesel harus digunakan. Penggunaan arus baterai membutuhkan motor. Dalam hal ini untuk pengisian baterai harus diambil secara teratur, panel surya atau kincir angin dapat digunakan untuk mengisi baterai.

Motor yang digunakan pada pakan pengumpan memiliki keuntungan kecepatan arus putaran motor yang dapat diatur dengan mudah. Dengan menambahkan resistansi ukuran arus masuk yang diatur oleh motor kecepatan rotasi akan mengontrol jumlah pakan pengumpan yang dikeluarkan.

Output motor harus disesuaikan dengan kekuatan yang diperlukan untuk menjalankan unit distribusi. Motor yang terlalu kuat dapat menghasilkan lebih banyak kerusakan pakan dan tidak dianjurkan. Alasan utama menambahkan motor yang lebih besar adalah untuk menghindari wedging sehingga sistem lebih handal. Namun, menggenai tanggungan dari kerusakan perawatan harus dilakukan ketika alat pakan pengumpan dilengkapi dengan motor besar.

21.2.5 Cara pemberian pakan

Istilah 'cara pemberian pakan' mengacu pada sistem yang lengkap yang mengambil langsung pakan dari corong pakan, diangkut ke unit produksi ikan, dan pada akhirnya mendistribusikannya. Sebuah cara sempurna pemberian pakan mungkin terdiri dari tiga bagian: unit penyimpanan, unit transportasi dan unit distribusi pakan. Cara pemberian pakan dapat dibagi menjadi dua jenis:

(1) Cara menempatkan pusat pemberian pakan tunggal dan pakan ikan diangkut ke unit produksi (tangki, kolam atau kandang) melalui pipa, dikenal sebagai sistem pemberian pakan.

(2) Cara mengatur pakan pada sistem kereta pakan yang mencakup beberapa unit, biasanya disebut pakan robotik.

(A)



(A) Sistem lengkap











(B)



(B) Komponen sistem dalam

(C)





(C) Untuk teransportasi udara katup pintu air mengambil pengumpan

dari silo kemudian pengumpan diteruskan ke dalam pipa

















(Di)







(Di) Katup pemilih yang benar yang digunakan untuk mengirimkan umpan pakan ke unit produksi



(Dii)





(Dii) Menggunakan prinsip satu baris.



Gambar 21.8 Sistem pemberian pakan yang digunakan di sebuah unit budidaya









Pusat pemberian pakan

Sebuah sistem pemberian pakan terpusat terdiri dari silo penyimpanan, katup pintu air, tabung dengan aliran air atau udara untuk pengangkutan pakan, katup pemilih, dan terakhir unit distribusi (Gambar. 21.8). Dalam sistem ini pakan dari silo diteruskan menjadi auger yang di atas katup pintu air ditempatkan menjadi corong yang memberikan partikel pakan. Katup pintu air membawa partikel pakan dari corong ke pipa untuk transportasi lebih lanjut ke tangki atau kandang. Untuk mengangkut partikel pakan, deigunakan air atau udara sebagai media pembawa dan oleh karena itu corong antara katup pintu air dan media transportasi diberikan kunci udara atau air, katup pintu air juga merupakan unit distribusi pakan.

Udara atau air digunakan sebagai media transportasi, kecepatan dalam tabung adalah sedemikian rupa sehingga partikel pakan akan selalu tinggal di suspensi. Sebuah blower atau pompa memastikan kecepatan yang memadai di dalam tabung. Selama beberapa tahun terakhir, udara telah menjadi media transportasi utama. Setelah pakan diangkut untuk jarak pendek di pipa (beberapa meter) memasuki bagian unit produksi katup pemilih menentukan jumlah pakan yang dikirim. Ada beberapa desain katup pemilih, biasanya digunakan horisontal berputar atau bergerak. Setelah katup memilih pakan diangkut ke unit produksi melalui tabung. Tabung dikandang laut mungkin sampai beberapa ratus meter panjangnya. Katup pemilih dapat ditongkang atau ditempatkan di darat. Jika sistem untuk kandang besar, unit seperti ini juga dapat digunakan untuk menyebarkan pakan.

Desain yang benar dan penting penggunaan sistem pemberian pakan adalah untuk menghindari kerusakan pakan di unit produksi. Faktor-faktor penting yaitu suhu udara, kecepatan, bahan dalam pipa, dan desain penggunaan pipa routings 17-18 sebagai katup pemilih.

Sebuah komputer ditempatkan terpusat mengontrol jenis sistem pemberian pakan. Jumlah pakan diunit yang berbeda dapat ditetapkan tetap atau dibuat secara otomatis. Selain dari berat awal pakan, untuk memastikan pemberian pakan yang benar, diharapkan suhu air diperhitungkan untuk pertumbuhan dan kematian ikan. Komputer juga merupakan alat penting yang menyimpan input untuk perencanaan produksi dan pengendalian produksi. Pusat pemberian pakan otomatis juga tersedia untuk pakan lembab.

Sebuah tren baru dari remote control mengatur sistem pemberian pakan individu di tengah kandang laut dengan kamera video. Dalam istem tersebut, lahan di pusat ruang kontrol dapat langsung dilakukan pemberian pakan.



Alat pemberian pakan

Alat pemberian pengumpan tergantung dari sistem kereta gantung pakan di atas bak ikan (Gambar. 21.9). Sebuah motor disertakan untuk mendorong pakan sepanjang sistem kerja kereta pakan. Sistem kerja kereta pakan diletakkan di atas unit produksi dan di bawah silo pakan.





Gambar 21.9 Sebuah cara pemberian pakan robotik hanyalah sebuah alat pemberian pakan dari sistem kereta gantung di atas bak ikan.

Pakan robotik memiliki docking station di bawah silo di mana ketika corong pakan kosong dengan otomatis akan melakukan pengisian ulang. Pakan robotik bergerak sepanjang rel, setiap rel diatas tangki melekat hits chip, dan berdasarkan on board tangki robotik informasi di komputer diakui. Komputer memprogram jumlah pakan yang akan diberikan kepada masing-masing tangki individu. Ketika hits chip robot itu akan memberikan pakan jumlah pakan diprogram ke tangki, setelah ini terus ke tangki berikutnya dan seterusnya. Ketika corong pakan pada robotik kosong secara otomatis akan kembali untuk mengisi pakan disilo. Beberapa pakan pengumpan UAL individu yang sama dapat melekat pada robotik, sehingga dalam operasi yang sama dapat memberikan beberapa ukuran pakan yang sama. Pasokan listrik dan motor pakan pengumpan mungkin menjadi bagian yang terintegrasi dari sistem kereta pakan, atau batrei yang di isi ulang dapat menjadi stasiun docking. Keuntungan besar dengan sistem ini adalah bahwa mekanisme pemberian pakan yang sama dapat digunakan untuk pemberian pakan dibeberapa tangki. Investasi dalam unit tersebut memungkinkan mereka untuk merancang cara pemberian pakan yang lebih akurat. Keakuratan juga dapat ditingkatkan dengan menggunakan dispenser ganda (multistage).

21.2 Pengontrol pakan



Gambar 21.10 Dengan menggunakan pompa air kerugian pakan di kandang dapat di lihat, pakan dikumpulkan dan dibawa ke permukaan. Cara ini juga dapat digunakan untuk mengumpulkan ikan mati.

Nafsu makan ikan dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti variasi suhu air, Kualitas air, gelombang (dikandang pakan) dan kondisi cahaya. Dengan mengontrol jumlah pakan, selama periode tertentu pakan yang didistribusikan jumlahnya tetap, sehingga tidak ada perbedaan yang menimbulkan selera makan ikan. Ini salah satu solusi yang membatasi kerugian penggunaan pakan dan merusak lingkungan.

Pemberian pakan dengan tangan adalah cara kuno untuk mengatur pasokan pakan. Orang yang memberi pakan mengamati nafsu makan ikan secara visual, dengan cara ini dapat mengatur jumlah pakan yang diberikan sesuai selera ikan. Salah satu cara untuk meningkatkan pengontrolan pakan dan pemanfaatan pakan adalah dengan menggunakan pengumpan pakan dasar dan pemberian pakan dengan tangan membutuhkan tenaga kerja. Berdasarkan sistem ini telah dikembangkan untuk pengontrolan pakan otomatis di unit produksi yang menggunakan jumlah pakan yang besar seperti di laut.

21.4 Cara mengontrol pakan

Cara mengontrol pakan dapat dibagi menjadi sistem manual dan otomatis. Dalam sistem manual yang digunakan yaitu Sistem saluran ganda dengan perangkap partikel pakan (Lihat Bab 18). Jika sistem ini dirancang dengan benar, mudah untuk mengamati kerugian pakan di unit layar atau pemisahan untuk outlet partikel pakan. Ketika hilangnya pakan juga dapat diamati, melalui skrining total air dari masing-masing tangki. Membutuhkan layar yang lebih besar pada setiap tangki, cara ini lebih mahal.

Di kandang laut sejumlah metode telah diperkenalkan. Salah satu metode manual adalah dengan menggunakan kamera video submersible yang dioperasikan jarak jauh di bawah kandang dan menonton secara acak saat pakan diturunkan. Operator dalam kasus seperti ini dapat dilakukan di ruang kontrol. Metode manual lain adalah dengan menggunakan stocking (tas jaring kecil dalam bentuk tabung) di bagian bawah tas bersih. Berikut ini kerugian pakan dan ikan mati yang collected. Pompa air naik membawa pakan dan ikan mati ke permukaan dan dimasukan kedalam ember pengumpul, di mana kerugian pakan dapat dikontrol secara visual dan pemberian jumlah pakan harian dapat diatur (Gambar. 21.10). Untuk mendeteksi prilaku ini, alat yang digunakan seperti sensor fotolistrik inframerah yang juga telah digunakan untuk mengontrol pakan

Sensor hydro-akustik, fotosel, video yang linier dan sinyal Doppler semua digunakan secara otomatis untuk mengukur kerugian pakan. 20-25 Sensor dapat ditempatkan di bawah kandang atau di dalamnya untuk mengukur kerugian pakan di wilayah sampel. Sensor mengirimkan sinyal ke controller pakan untuk berhenti ketika pakan hilang melebihi tingkat tertentu. Dalam tangki perangkat ultrasonik telah digunakan untuk mengontrol pakan. Sebuah sistem unit kontrol telah digunakan untuk mengamati pengumpulan perilaku relativitation limbah pakan.



21.5 Sistem pemberian pakan secara dinamis

Penggunaan sistem pemberian pakan secara dinamis dapat mengontrol jumlah pakan yang akan diberikan. Dalam sistem kolektor kerugian pakan ditempatkan di dalam cage. Ketika mulai pemberian pakan, pompa mengambil pakan dari luar yang terkumpul, dulunya pakan dipompa melalui pipa yang ditempatkan diatas kandang (Gambar. 21.11). Dalam rangkaian pipa ini dipasangi perangkat inframerah pendeteksi eventu pakan yang dimakan. Jika tidak ada partikel pakan yang tersisa, porsi pakan baru mulai ditambahkan. Prosedur yang sama ketika memulai pemberian pakan berikutnya, cara ini dapat menentukan nafsu makan ikan, dengan meningkatkan nafsu makan ikan semakin bertambah jumlah pakan yang diberikan. Dan sistem seperti ini tidak mempengaruhi pakan terhadap lingkungan dan untuk mendapatkan peringatan terhadap perilaku abnormal ikan.
































































































Gambar 21.11 Pemberian pakan dengan dalam sistem dinamis sesuai dengan selera ikan. (Diadaptasi dari Skjervold.26 Reproduksi dengan izin dari CRC Press/Taylor & Francis Group.)

























Referensi

1. Goodard, S. (1996) Manajemen Pakan di Budidaya Intensif. Chapman & Hall, London.

2. Swift, D. (1993) Pelatihan Budidaya Manual. Blackwell Publishing Ltd, Oxford.

3. Hochheimer, J. (1999) Peralatan dan kontrol. Dalam: CIGR Handbook Teknik Pertanian. Bagian II. Budidaya Teknik (ed. F. Wheaton), hlm. 281-307. American Society Pertanian dan Biologi Engineers, St Joseph, MI.

4. Woodcock, C.R. & Mason, J.S. (1998) Penanganan Massal Padat: Sebuah Pengantar Praktek dan Teknologi. Blackie Akademik dan Profesional, Glasgow.

5. Levy, A. & Kalman, H. (2001) Handbook of Menyampaikan dan Penanganan Partikulat Padat. Elsevier Science, Amsterdam.

6. Klinzing, GE, Marcus, R., Rizk, F. & Leung, LS (1997) Pneumatic Menyampaikan Solids: Pendekatan Teoritis dan Praktis. Chapman & Hall, London.

7. Stickney, RR (1994) Prinsip Budidaya. John Wiley & Sons, Inc., New York.

8. Alanärä, A. (1996) Penggunaan dari pengumpan di rainbow trout (Oncorhynchus mykiss) produksi. Budidaya 145:1-20.

9. teluk-teluk kecil, D., Gasset, E., lemarie, G. & Dutto, G. (1998) Sebuah cara sederhana untuk menghindari pemborosan pakan di seabass Eropa, Dicentrarchus labrax, di bawah diri makan ditions con. Perairan Hidup Sumber 11: 395-401.

10. Gelineau, A., Corraze, G. & Boujard, T. (1998) Pengaruh rasio terbatas, waktu akses-terbatas dan tingkat imbalan pada sukarela asupan makanan, pertumbuhan dan heterogenitas pertumbuhan rainbow trout (Oncorhynchus mykiss) dari pengumpan pada permintaan pakan Budidaya 167:247-258.

11. Alanärä, A., Kadri, S. & Paspatis, M. (2001) manajemen pakan. Dalam: Intake Makanan di Fish (eds D. Houlihan, T. Boujard & M. Jobling), hlm 332-353.. Blackwell Publishing Ltd, Oxford.

12. Rubio, VC, Vivas, M., Sánchez-Mut, A., Sánchez- Vázquez, FJ, teluk, D., Butto, G. & Madrid, JA (20 04) makan sendiri dari bass laut Eropa (Dicentrarchus labrax L.) di bawah laboratorium dan kondisi ing pertanian-menggunakan sensor tali. Budidaya 233:393-403.

13. Fullerton, B., Robinson Swift, M., Boduch, S., Eroshkin, O. & Rice, G. (2004) Desain dan analisis pelampung pakan otomatis untuk kandang terendam. Akuakultur Teknik 32: 95-111.

14. Larsson, K. (1978) Transportasi och portionering av kraftfôder vid Mekanisk utfôdring. Medelande nr 374, Jordbrukstekniske Instituttet [di Swedia].

15. Sorlin, S. (1985) Teknik untuk mängdbästemning. Neddelande nmr 407. Jordbrukstekniska Institutten [di] Swedia.

16. Thomassen, J.M. & Lekang, O.I. (1993) distribusi Optimal pakan di kandang laut. Dalam: Ikan Pertanian Teknologi (eds H. Reinertsen, LA Dahle, L. Jørgensen & K. Tvinnereim), hlm 439-442. A A. Balkema, Rotterdam.

17. Guajardo, M. (2004) Hubungan antara kualitas pakan dan penanganan dalam sistem makan. Masters thesis, Norwegia University of Life Sciences.

18. Norambuena, F. (2005) sistem Budidaya makan ini: mengambil optimalisasi kecepatan berdasarkan tingkat pakan dan panjang pipa. Masters thesis, Norwegia University of Life Sciences.

19. Chang, C.M., Fang, W., Jao, R.C., Shyu, C.Z. & Lia, I.C. (2005) Perkembangan makan cerdas Controller untuk kultur intensif dalam ruangan belut. Akuakultur Teknik 32: 343-353.

20. Blyth, P.J., Pursher, G.J. & Russel, JF (1993) Deteksi ritme makanan di laut kandang pemeliharaan ikan salmon Atlantik. Dalam Teknologi Pertanian Ikan (eds H. Reinertsen, LA Dahle, L. Jørgensen & K. Tvinnereim), hlm 209-216. A A. Balkema, Rotterdam. Perilaku dan pertumbuhan.

21. Dunn, M. & Dallard, K. (1993) Mengamati penggunaan Simrad FCM sistem kandang 160 ikan. Dalam Teknologi Pertanian Ikan (eds H. Reinertsen, LA Dahle, L. Jørgensen & K. Tvinnereim), hlm 269-274.. A A. Balkema, Rotterdam.

22. Juell, J.E., Furevik, D.M. & Bjordal, Å. Makan (1993) Permintaan di peternakan ikan salmon dengan air deteksi makanan akustik. Teknik akuakultur 12: 155-167.

23. Foster, M., Petrell, R., Ito, MR & Ward, R. (1995) Deteksi dan penghitungan pelet makanan yang dimakan di kandang laut menggunakan analisis citra. Teknik akuakultur 14: 251-269.

24. Kevin, D.P. & Rayann, JP (2003) Akurasi mesin-visi sistem deteksi pelet. Akuakultur Teknik 29: 109-123.

25. Summerfelt, ST, Belanda, KH, Hankin, JA & Durant, MD (1995) Hydro pakan limbah akustik controller untuk sistem tangki. Sains dan Teknologi Air 31: 123-129.

26. Skjervold, P.O. (1993) Stasiun makan ikan. Dalam Teknologi Pertanian Ikan (eds H. Reinertsen, LA Dahle, L. Jørgensen & K. Tvinnereim), hlm 443-445. A A. Balkema, Rotterdam.


















Komentar

Postingan Populer